APA ITU OKR?

SEJARAH OKR

OKR singkatan dari Objective dan Key Result, merupakan suatu goal management framework yang berjalan dari tahun 1970-an, namun populer pada tahun 1999 saat John Doerr memiliki proyek Manajemen Kinerja dengan Google. OKR sendiri berkembang dari konsep MBO atau Management by Objective yang dipopulerkan oleh guru manajemen dunia, Peter Drucker.

OKR diciptakan oleh Andy Groove, yaitu seorang petinggi Intel yang merasa perlu membuat ukuran kinerja yang mendorong eksekusi strategi. Pada tahun 1975, John Doerr, pada saat itu seorang tenaga penjualan yang bekerja untuk Intel, menghadiri kursus internal Intel yang diajarkan oleh Andy Grove yang memperkenalkannya pada teori OKR. Pada tahun 1999 Doerr, yang pada saat itu bekerja untuk Kleiner Perkins Caufield & Byers – sebuah perusahaan modal ventura, memperkenalkan gagasan OKR ke perusahaan rintisan Kleiner Perkins Caufield & Byers yang telah berinvestasi di Google. Gagasan itu mulai berlaku dan OKR dengan cepat menjadi pusat budaya Google sebagai “metodologi manajemen yang membantu memastikan bahwa perusahaan memfokuskan upaya pada masalah penting yang sama di seluruh organisasi”.

Larry Page, CEO Alphabet dan salah satu pendiri Google, memuji OKR dalam kata pengantar untuk buku Doerr: “OKR telah membantu membawa kami ke pertumbuhan sepuluh kali, berkali-kali lipat. Mereka telah membantu membuat misi kami yang berani untuk ‘mengorganisir informasi dunia’ menjadi mungkin, bahkan dapat dicapai. Mereka telah membuat saya dan anggota perusahaan lainnya tepat waktu, dan tepat waktu menjadi hal yang paling penting.” Sejak menjadi populer di Google, OKR telah diimplementasi oleh beberapa organisasi start-up teknologi serupa lainnya termasuk LinkedIn, Twitter, Uber, Spotify, dan Airbnb. Sistem OKR ternyata tidak hanya untuk perusahaan digital. Walmart, Target, The Guardian, Dun dan Bradstreet, dan ING Bank juga menggunakan OKR.

Mirip dengan Balanced Scorecard, OKR memerlukan adanya Objective untuk melahirkan ukuran kinerja yang melambangkan pencapaian sasaran strategis tersebut. Agak berbeda dengan konsep Manajemen Kinerja yang fokus pada ukuran kuantitatif, OKR menuntut adanya Objective yang akan memandu manajemen untuk membuat suatu ukuran yang disebut dengan Key Result. OKR dapat dibagikan di seluruh organisasi dengan maksud memberikan kejelasan tujuan kepada tim dengan maksud untuk menyelaraskan dan memfokuskan upaya. OKR biasanya ditetapkan di tingkat perusahaan, tim, dan pribadi.

 

KOMPONEN OKR

Tujuan yang tepat harus menggambarkan apa yang akan Anda capai dan bagaimana Anda akan mengukur pencapaiannya. Kata-kata kunci di sini adalah diukur dengan karena pengukuran adalah apa yang membuat tujuan menjadi tujuan. Tanpanya, Anda tidak memiliki tujuan, yang Anda miliki hanyalah keinginan.

Formula Doerr adalah cara terbaik untuk menjelaskan struktur OKR:

Saya akan (Objective) yang diukur dengan (set of Key Results).

Jadi, seperti namanya, OKR memiliki dua komponen, yaitu:

  • Objective adalah deskripsi kualitatif yang menjelaskan tentang apa yang ingin Anda capai. Objective harus singkat, inspirasional, dan menarik. Objective harus memotivasi dan menantang tim.
  • Key Results adalah serangkaian metrik yang mengukur kemajuan Anda menuju Objective. Untuk setiap Objective, Anda harus memiliki 3 hingga 5 Key Results. Semua Key Results harus kuantitatif dan terukur. Seperti yang dikatakan Marissa Mayer, mantan Wakil Presiden Google: “Jika tidak memiliki angka, itu bukan Key Results“.

 

Referensi:

John Doerr; Measure What Matters; How Google, Bono, and the Gates Foundation Rock the Worls with OKRs

https://felipecastro.com/en/okr/what-is-okr/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA DEPARTEMEN IT

Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digital, departemen IT (Information Technology)  adalah salah satu departemen yang paling berpengaruh dan penting dalam suatu perusahaan saat ini. Menentukan Key Performance Indicator (KPI) yang tepat untuk mengukur departemen IT akan memberikan gambaran tentang kinerja mereka dan memberikan target agar kinerja mereka menjadi maksimal. Berikut adalah beberapa KPI yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja departemen IT:

Mengukur proses dan solusi

    • # Waktu pengerjaan proyek.
      Proyek yang diusulkan departemen IT juga perlu dimonitor dengan cara memastikan berapa lama waktu untuk menyelesaikan proyek tersebut. Bandingkan waktu penyelesaian semua untuk menemukan benchmark waktu pengerjaan proyek. Selanjutnya, perusahaan juga dapat membuat daftar proyek mana saja yang diselesaikan dengan tepat waktu.
    • % Server Downtime.
      Departemen IT juga perlu memastikan bahwa server selalu aktif dan tersedia ketika dibutuhkan. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan bahwa waktu server downtime tidak terlalu lama. Ukur lama server downtime dengan cara mendapatkan data waktu server downtime dan uptime. Selanjutnya, tentukan persentase perbandingan dengan rumus = 100% – server uptime.
    • # Masalah Proyek – Quality Assurance (QA).
      Untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar, perusahaan juga dapat menetapkan ukuran yang berkaitan dengan QA bagi departemen IT. Ukur berapa banyak masalah yang ditemui dalam sebuah proyek untuk mengetahui apa saja masalah yang biasa muncul dan solusi yang dibutuhkan sehingga kualitas pekerjaan bisa maksimal di kemudian hari.
    • # Service Level Agreements (SLAs).
      Angka yang ditargetkan disetujui dan diukur secara berkala untuk menunjukkan apakah tingkat pelayanan yang disetujui sudah tercapai.

Mengukur metrik finansial

    • IDR Anggaran Proyek IT.
      Meski bukan departemen keuangan, departemen IT juga perlu memastikan optimalisasi penggunaan anggaran dana untuk setiap proyeknya. Untuk mengetahui benchmark biaya yang tepat, departemen IT dapat menggunakan metrik ini untuk mengukur dan memantau anggaran selama proses pengerjaan proyek.
    • # Showback (Chargeback).
      Untuk memastikan kerja departemen IT benar-benar berkontribusi pada kemajuan, perusahaan dapat meminta mereka untuk menunjukkan insight yang disebut dengan showback. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur dan melaporkan sumber daya yang dialokasikan di setiap departemen dalam perusahaan sesrta dengan memantau pemakaian sumber daya tersebut. Selain memberikan informasi pada perusahaan, data ini juga dapat membantu departemen IT untuk mengidentifikasi kelemahan dalam perusahaan.
    • IDR Total biaya aplikasi dan pelayanan.
      Metrik ini membantu untuk memahami berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap penawaran dan pelayanan departemen IT.
    • # Net Promoter Score (NPS).
      Perusahaan juga dapat memastikan apakah kinerja departemen IT memuaskan atau tidak dengan memberikan metrik NPS. Metrik ini dapat diisi dengan umpan balik orang-orang yang menggunakan jasa departemen IT.

 

Kepuasan dan keterlibatan karyawan

    • # Inisiatif tim.
      Jika memiliki employee engagement yang baik, karyawan di bidang IT akan cenderung menghasilkan inisiatif atau cara baru untuk menghadapi tantangan dengan lebih tinggi. Ini juga menunjukkan seberapa siap dan tangkas departemen IT dalam sebuah perusahaan.
    • % Employee Turnover Rate (ETR).
      Untuk memastikan kepuasan karyawan dalam departemen IT, perusahaan dapat memberikan metrik ETR. Jika jumlah karyawan IT yang meninggalkan perusahaan tinggi, maka secara tidak langsung dapat menunjukkan tingkat kepuasan dan employee engagement yang rendah. Ini dapat menjadi sinyal bagi perusahaan untuk meningkatkan tingkat retensi karyawan IT dengan program atau inisiatif yang relevan.

 

Referensi:
https://www.executestrategy.net/blog/kpis-it-teams/
https://www.datapine.com/kpi-examples-and-templates/it#server-down-time

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA PUBLIC RELATIONS

Menggunakan banyak media untuk mengoptimalkan public relations (PR) dalam suatu perusahaan adalah langkah yang baik untuk menghadapi majunya era digital dan teknologi. Namun melaksanakan fungsi public relations tetap harus dibarengi dengan membuat metrik yang jelas agar investasi yang telah ditanamkan bisa diukur keuntungannya.

Berikut adalah beberapa KPI yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kinerja tim public relations:

  1. Media coverage yang aktif

    Coverage didapatkan oleh tim PR. Buat bagian dari KPI ini yang secara khusus berfokus pada publikasi tingkat atas untuk industri dan audiens Anda.

  1. Capaian potensial

    Jumlah orang yang melihat publikasi dan situs web dalam coverage Anda.

  1. Share of voice

    Persentase coverage perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. Metrik ini menunjukkan ranking merek anda dibandingkan merek lain.

  1. Keterlibatan sosial

    Berapa banyak komentar dan share yang diperoleh media coverage Anda.

  1. Sentimen

    Metrik ini menunjukkan apakah orang-orang memberikan pandangan positif atau negatif terhadap merek Anda.

  1. Jangkauan media

    Mengukur jumlah siaran pers dan publikasi yang dibuat dan bagaimana kinerjanya.

  1. Kualitas coverage

    Tempat di mana merek Anda disebutkan (headline, isi, dll.) dan seberapa menonjolnya di dalam artikel tersebut.

  1. Kehadiran media secara keseluruhan

    Kombinasikan share of voice dan sentimen untuk mendapatkan gambaran dari peta kompetitif yang sedang terjadi.

  1. Trafik yang diperoleh

    Jumlah pengunjung yang menuju situs web sebagai hasil dari coverage dan penempatan tautan Anda.

  1. Promosi acara

    Keberhasilan PR dalam mendorong kehadiran di suatu acara, mengumpulkan liputan media tentang acara, dan membangun hubungan dengan pembicara dan peserta.

  1. Komunikasi dalam krisis

    Mengukur seberapa cepat tim PR memulihkan semua kembali normal saat terjadi masalah. Selama krisis, bandingkan volume dan sentimen dengan tingkat saat belum terjadi krisis.

 

Beberapa keuntungan akan didapatkan dengan menerapkan KPI untuk mengukur kinerja public relation antara lain:

  1. Menawarkan pemahaman yang lebih baik tentang hasil kampanye tim PR.
  2. Menunjukkan dampak dari usaha tim PR di semua platform Anda.
  3. Memungkinkan untuk membandingkan efektivitas tiap-tiap kampanye tim PR.
  4. Menunjukkan nilai investasi untuk strategi PR Anda.
  5. Memungkinkan para pelaku PR membuktikan kemampuan mereka pada organisasi.
  6. Memberikan pandangan arah untuk masa depan perusahaan.

 

Referensi:
https://www.meltwater.com/blog/14-proven-pr-kpis-that-matter-and-how-to-track-them/#
http://resources.iq.media/blog/5-essential-kpis-that-showcase-pr-s-value
https://b2bprblog.marxcommunications.com/b2bpr/pr-measurement-important-metrics

CONTOH KPI AGAR PERFORMA PRODUKSI MAKSIMAL

KPI (Key Performance Indicator) produksi berguna untuk memonitor, menganalisa, dan mengoptimalkan proses produksi berdasarkan kuantitas, kualitas, dan beberapa aspek biaya. Berikut adalah contoh KPI untuk pelaksanaan produksi agar mencapai performa maksimal:

 

Proses Produksi

  • Manajemen pesanan. Memantau manajemen pesanan bisa mengurangi jumlah pengembalian barang yang harus diproses.
  • Volume produksi. Evaluasi kuantitas yang bisa diproduksi bisnis anda dalam satu waktu. Volume produksi yang baik adalah yang memenuhi permintaan, tetapi tidak menyisakan banyak stok inventori.
  • Target digunakan untuk menilai kualitas, hasil produksi, dan tingkat produksi. Ini memacu karyawan untuk mencapai target yang sudah ditentukan.
  • Biaya produksi. Ukur keseluruhan biaya produksi per unit dan lihatlah apakah keuntungan anda maksimal jika menggunakan harga jual produk yang ditetapkan.
  • Rasio sisa bahan dari proses produksi. Ukur sisa bahan dari proses produksi. Minimalkan sisa bahan dari proses produksi untuk tetap mendapatkan profit maksimal. Tentukan limit dari jumlah sisa bahan yang boleh dihasilkan.
  • Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA). Penting untuk mengetahui kualitas bahan baku yang disediakan vendor serta yakin bahwa produk anda aman dan sesuai ekspektasi pelanggan.

 

Kesalahan Produksi

  • Jumlah produk cacat. Evaluasi jumlah produk yang cacat atau rusak dan bandingkan dengan total keseluruhan produk yang diproduksi. Ini akan membantu anda mengetahui area mana yang bermasalah dan apa yang harus diperbaiki.
  • Right First Time. Ukur kinerja proses produksi dari awal hingga akhir. Indikator Kinerjanya: Right First Time = (Jumlah produk sempurna / Total produk) x 100%
  • Tingkat pengembalian produk. Hitung berapa retur atau produk yang dikembalikan pada bisnis anda. Analisa penyebab dari pengembalian produk, sehingga jumlah retur sedikit atau tidak ada sama sekali.

 

Perawatan

  • Downtime. Meminimalkan waktu produksi anda terhenti karena kerusakan mesin atau alat produksi harus menjadi prioritas anda untuk menghindari menurunnya profit. Analisa kapan dan apa penyebab produksi terhenti serta temukan solusinya sehingga anda bisa meminimalkan frekuensi downtime yang terjadi.
  • Biaya perawatan. Tentukan target biaya untuk perawatan yang menyisakan sisa dana yang cukup untuk investasi lainnya. Biaya perawatan sebaiknya lebih rendah dari biaya perbaikan.

 

Pemanfaatan Aset dan Sumber Daya

  • Perputaran aset. Ini adalah indikator yang baik untuk menilai apakah aset anda menghasilkan nilai atau tidak, apalagi jika anda bergerak di bidang manufaktur dengan mesin produksi yang besar.
  • Overall Equipment Effectiveness (OEE). Ukur apakah sumber daya yang anda miliki, seperti karyawan dan mesin, sudah digunakan secara efektif. OEE yang tinggi menunjukkan pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien.

 

Referensi:
https://www.datapine.com/kpi-examples-and-templates/manufacturing
http://blog.lnsresearch.com/blog/bid/188295/28-manufacturing-metrics-that-actually-matter-the-ones-we-rely-on
https://www.leadingedgegroup.com/key-performance-indicators-for-production-monitoring/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR EFEKTIVITAS PENJUALAN

KPI (Key Performance Indicator) penjualan adalah nilai terukur yang mengindikasikan performa dari semua proses penjualan anda. KPI penjualan bisa menjadi indikator bahwa tim penjualan anda melakukan langkah yang tepat untuk mencapai penjualan yang sukses. Membuat KPI yang berbeda dan taktis adalah salah satu strategi yang baik untuk meningkatkan penjualan anda.

 

Peluang

Memahami bagian pertama dari setiap siklus penjualan yaitu jumlah dan kualitas peluang (prospek) yang datang.

  • Aliran prospek. Hitung berapa prospek yang didapatkan tim penjualan anda dalam sebulan. Studi dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa tim penjualan yang menghubungi prospeknya dalam waktu kurang dari 1 jam tujuh kali lebih memungkinkan untuk memiliki percakapan yang berkualitas dan memungkinkan pembuatan keputusan.
  • Metrik aktivitas. Jika anda memiliki masalah dalam mendapatkan prospek, anda bisa menunggu tim pemasaran anda untuk bertindak atau anda bisa mengambil alih dari tim penjualan anda. Tentukan satu aktivitas kunci yang memberikan prospek yang berkualitas dan tentukan target.
  • Qualified Opportunity Rate (QOR). Ukur berapa persentase prospek anda yang berpindah ke tahap selanjutnya di proses penjualan anda.
  • Rasio peluang untuk laku. Menghitung berapa banyak produk laku yang didapatkan agen anda adalah tes apakah proses peluang penjualan anda berjalan.

 

 

Keefektifan penjualan

Memahami lebih dalam seberapa efektif tim penjualan anda pada saat mengubah peluang menjadi penjualan.

  • Profitabilitas. Ukuran keuntungan ini membantu tim penjualan memahami efisiensi mereka saat menggunakan sumber daya untuk menghasilkan penjualan
  • Penetapan harga. Penyesuaian terhadap harga adalah pendorong utama profit. Tim penjualan yang efektif bisa mengontrol penetapan harga yang bisa menjaga nilai kesepakatan melalui kontrak yang ditandatangani.
  • Volume total penjualan. Anda perlu menghitung total volume dalam rupiah yang terjual oleh tim penjualan anda paling tidak tiap bulan.
  • Penerapan diskon. Setiap akhir bulan, ambil volume total penjualan dan hitunglah sebagai persentase jika semua penjualan dibuat dalam harga penuh. Hitung hal ini secara rutin dan pastikan anda tidak cendurung membuat diskon tinggi hanya untuk memenuhi target volume penjualan.
  • Panjang siklus penjualan. Siklus penjualan menunjukkan efektivitas tim penjualan dan pendekatan pada Jika produktivitas tim meningkat, siklus penjualan berkurang. Siklus penjualan yang panjang dapat menaikkan biaya.

 

 

Penjualan secara holistik

Tim penjualan yang benar-benar efektif harus menjadi bagian dari ekosistem bisnis yang lebih luas. Oleh karena itu penting untuk menerapkan KPI penjualan secara lebih mendalam.

  • Tingkat retensi rata-rata. Rendahnya jumlah pelanggan yang membeli ulang produk anda adalah indikator adanya masalah di proses penjualan anda.
  • Rasio biaya penjualan dan volume penjualan. Mengetahui rasio biaya penjualan dan volume penjualan anda membantu anda membuat keputusan yang tepat bagaimana menumbuhkan tim penjualan anda dengan efisien. Ukur total biaya penjualan anda dan total volume penjualan anda dalam sebulan lalu konversikan ke dalam persentase.
  • Tingkat penggunaan kolateral. Konten pemasaran yang tepat bisa memberikan manfaat yang besar bagi agen penjualan. Jika ada banyak media pemasaran yang dibuat oleh tim pemasaran yang tidak digunakan tim penjualan, memungkinkan adanya ketidaksinambungan antara unit pemasaran dan unit penjualan.

 

Referensi:
https://www.executestrategy.net/blog/12-examples-of-kpis-for-sales-teams/
https://www.richardson.com/sales-performance-metrics-kpi/
https://www.scoro.com/blog/sales-kpis-for-executive-dashboard/

CONTOH KPI UNTUK STRATEGI PEMASARAN

Ketika perusahaan hendak meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan, salah satu departemen yang secara langsung terkait dengan strategi perusahaan adalah Departemen Pemasaran (Marketing). Untuk memastikan bahwa mereka berkontribusi terhadap strategi yang telah ditetapkan, perusahaan perlu menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang relevan dan dapat mengukur kemajuan mereka.

Berikut beberapa contoh KPI yang dapat digunakan untuk memastikan pencapaian strategi pemasaran perusahaan:

# Web Traffic

Jika perusahaan memiliki website sebagai media marketing, web traffic adalah metrik yang wajib diukur. Web traffic mewakili jumlah pengunjung web atau situs. Untuk mengukur ini, perusahaan dapat menggunakan KPI seperti:

  • # Pengunjung situs dalam sehari
  • # Pengunjung toko online dalam sehari.

# Web retention rate.

Durasi pengunjung bertahan dalam situs perusahaan menunjukkan seberapa mereka tertarik dengan konten yang disajikan. Pada umumnya, pengunjung website akan bertahan lama jika mereka mendapati konten yang disajikan relevan bagi kebutuhan mereka. Di sisi lain, web retention rate juga dapat berkontribusi pada peningkatan conversion rate.

% Conversion Rate

Conversion rate digunakan untuk mengetahui seberapa banyak pengunjung yang kemudian berubah menjadi prospek. Pada umumnya, hal ini diketahui ketika mereka melakukan interaksi yang menguntungkan, seperti menambahkan barang ke keranjang, mengunjungi laman kontak, mengunjungi laman daftar harga, dan lain sebagainya. Mengukur conversion rate menjadi penting jika perusahaan hendak meningkatkan penjualan melalui web. Jika web traffic dan web retention meningkat, tetapi conversion rate menurun, kemungkinan besar konten Anda tidak dapat membuat mereka ingin membeli produk yang ditawarkan.

IDR Biaya per prospek

Setelah mendapat rasio trafik yang menjadi prospek, anda bisa mengukur biaya yang dibutuhkan untuk tiap prospek.

% Brand Recognition

Beberapa perusahaan menjalankan strategi yang bertujuan agar menjadi top of mindbrand yang pertama kali diingat ketika menyebutkan industri atau kategori produk tertentu. Untuk mendapatkan ukuran ini, perusahaan dapat menggunakan survei untuk membandingkan antara jumlah target pelanggan yang mengingat brand perusahaan Anda dengan total target pelanggan yang disurvei.

% Social Media Engagement

Jika menggunakan sosial media untuk meningkatkan customer relation, perusahaan dapat menggunakan metrik Social Media Engagement untuk mengukurnya. Engagement ini didapatkan dari berbagai interaksi antara media sosial perusahaan dengan beberapa hal, seperti: # likes, # komentar positif, # pesan Direct Message, # konten yang dibagikan, dan lain sebagainya. Perusahaan umumnya mendapatkan informasi % Social Media Engagement dengan membagi metrik engagement dengan jumlah impresi per konten.

# Net Promoter Score (NPS)

Pada umumnya, NPS digunakan untuk mengukur sejauh mana pelanggan yang ada akan merekomendasikan produk atau layanan perusahaan pada teman atau koleganya. Untuk menjaga relevansi, perusahaan dapat menggunakan informasi NPS dalam jangka waktu 30 hari terakhir, kemudian perlu di perbaharui setiap bulannya.

# Pelanggan baru

Untuk memastikan kemajuan bisnis, perusahaan memerlukan pelanggan baru. Departemen pemasaran dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah pelanggan baru dengan menjalankan strategi pemasaran yang dapat menyasar target-target baru.

# Pelanggan tetap

Selain pelanggan baru, pelanggan tetap yang berulang kali membeli produk dapat menunjukkan seberapa perusahaan dapat memberikan nilai tambah yang berharga bagi pelanggan. Perusahaan dapat menghitung jumlah pelanggan tetap dengan mengukur frekuensi pelanggan yang melakukan transaksi dalam kurun waktu tertentu.

# Penjualan

Meski lebih tepat digunakan untuk departemen penjualan, metrik ini juga dapat diberikan pada departemen pemasaran karena secara tidak langsung terkait dengan strategi pemasaran. Jika kualitas produk baik (product), prospek yang dituju tepat (targeting), promosi produk konsisten (promotion), harga kompetitif (pricing), serta reputasi bisnis dinilai positif, maka akan berkontribusi pada jumlah penjualan.

Return of Investment (ROI) Pemasaran

Untuk menghitung dampak yang diberikan strategi pemasaran terhadap kenaikan pendapatan, perusahaan dapat menggunakan ROI. Dalam penerapannya, strategi pemasaran harus dikaitkan dengan pengeluaran, bukan sebagai investasi. Untuk menghitung ROI Pemasaran, perusahaan dapat mengukur nilai yang diberikan oleh pelanggan tetap dan brand.

 

Referensi:
https://www.executestrategy.net/blog/12-examples-of-kpis-for-marketing/
https://www.impactbnd.com/the-10-marketing-kpis-you-should-be-tracking
https://uhurunetwork.com/marketing-kpis-drive-performance/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA DEPARTEMEN SDM

Key Performance Indicator (KPI) Sumber Daya Manusia (SDM) adalah nilai yang dapat diukur yang digunakan oleh departemen SDM untuk melacak dan menentukan kemajuan mereka pada tujuan bisnis tertentu, serta membantu menentukan seberapa baik kinerja departemen SDM. Berikut adalah contoh KPI yang sering digunakan untuk mengukur kinerja departemen SDM:

 

KPI Kompensasi

  • % Biaya Tenaga Kerja:
    Angka ini didapatkan dengan cara membandingkan biaya tenaga kerja dengan semua biaya dapat diukur. Sederhananya, perusahaan dapat menghitung metrik ini dengan cara menjumlahkan semua gaji karyawan lalu membaginya dengan total biaya perusahaan dalam suatu periode tertentu.
  • # Salary Competitiveness Ratio (SCR):
    Digunakan untuk mengevaluasi daya saing opsi kompensasi. Dapat ditentukan dengan membagi gaji rata-rata perusahaan dengan gaji rata-rata yang ditawarkan dari pesaing industri Anda.
  • IDR Biaya Perawatan Kesehatan per Karyawan Saat Ini:
    Memberikan pemahaman tentang kelengkapan rencana perawatan kesehatan perusahaan. Dapat ditentukan dengan mengambil total harga biaya perawatan kesehatan dibagi dengan jumlah karyawan.
  • # Tingkat Produktivitas Karyawan:
    Membantu mengukur efisiensi tenaga kerja dari waktu ke waktu. Dapat ditentukan dengan mengambil total pendapatan perusahaan dan membaginya dengan jumlah total karyawan.
  • % Return on Investment (ROI):
    Sebagai sebuah organisasi, Anda ingin memastikan bahwa uang yang Anda investasikan untuk pelatihan karyawan Anda membuahkan hasil. Dapat didefinisikan sebagai laba per rupiah yang diinvestasikan dalam kompensasi / upah sosial.

KPI Employment 

  • #Tingkat Absensi:
    Memberikan perspektif tentang jumlah tenaga kerja dan produktivitas yang hilang karena sakit atau cuti tak terduga. Dapat ditentukan dengan jumlah total hari kerja yang hilang dibagi jumlah hari kerja yang tersedia dalam organisasi.
  • % Efektivitas Pelatihan:
    Membantu perusahaan memahami betapa nyamannya karyawan baru setelah pelatihan mereka. Biasanya ditentukan melalui survei pasca pelatihan.
  • IDR Biaya Pelatihan per Karyawan:
    Membantu mengukur jumlah biaya yang diinvestasikan dalam pelatihan karyawan baru.
  • % Tingkat Turnover Untuk Karyawan Berkinerja Tinggi:
    Metrik ini membantu menunjukkan keberhasilan upaya retensi dan membantu perencanaan untuk penggantian talent. Dapat ditentukan dengan membagi jumlah karyawan berkinerja tinggi yang keluar dalam satu tahun terakhir dengan total karyawan berkinerja tinggi yang diidentifikasi.

KPI Kinerja

  • % Calon Pekerja yang Memenuhi Kriteria Pekerjaan:
    Membantu dalam mengevaluasi efektivitas penempatan kerja dalam mencapai kandidat teratas.
  • % Tingkat Internal Referral Hires:
    Memungkinkan manajer untuk melihat nilai tambah ketika karyawan saat ini membantu untuk mengidentifikasi dan memperoleh talent.
  • # Kinerja Karyawan Baru:
    Kinerja karyawan baru dapat dibandingkan dengan karyawan lain. Biasanya dilakukan dengan mengevaluasi laporan kinerja.
  • % Promosi Rekrutan Internal vs Eksternal:
    Rasio ini mengukur berapa banyak orang yang sudah bekerja di perusahaan yang dipertimbangkan untuk promosi internal versus jumlah orang yang tertarik secara eksternal. Dapat sangat efektif ketika melihat perencanaan suksesi organisasi.
  • % Tingkat Promosi Internal:
    Promosi internal mengindikasikan retensi dan pertumbuhan yang sukses dari para karyawan terbaik. Dapat ditentukan dengan membagi jumlah individu yang dipromosikan dengan jumlah total karyawan.

 

Referensi:
https://www.google.com/amp/s/www.clearpointstrategy.com/human-capital-kpis-scorecard-measures/amp/?espv=1
https://www.executestrategy.net/blog/12-examples-kpis-hr-teams/

CONTOH KPI UNTUK MENGUKUR KINERJA DEPARTEMEN KEUANGAN

KPI (Key Performance Indicator) keuangan adalah nilai yang dapat diukur yang digunakan oleh departemen keuangan untuk melacak dan menentukan kemajuan mereka pada tujuan bisnis tertentu serta membantu menentukan seberapa baik kinerja departemen keuangan. Sebagian besar perusahaan membagi KPI keuangan mereka menjadi lima kategori: laba, pendapatan, pengeluaran, efisiensi, dan modal. Di bawah ini kami uraikan beberapa contoh KPI keuangan yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengukur setiap kategori.

 

Laba

Membantu Anda memahami seberapa baik kinerja bisnis Anda dalam hal profitabilitas. Ini dapat membantu Anda mengukur secara internal dan eksternal serta membantu Anda menetapkan target pertumbuhan dari waktu ke waktu.

  • IDR Laba bersih (pendapatan dikurangi biaya).
  • IDR EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization).
  • % Return on Equity (ROE). Mengukur laba bersih Anda terhadap setiap unit ekuitas pemegang saham. Pengembalian rasio ekuitas tidak hanya memberikan ukuran profitabilitas organisasi Anda, tetapi juga efisiensinya.

 

Pendapatan

Anda perlu memiliki kebijakan dan formula untuk mengukur pendapatan dari manajemen, penjualan hingga keuangan, karena banyak orang mendapat kompensasi dari pendapatan. Bergantung pada lini bisnis Anda, ada berbagai metrik pendapatan untuk dipertimbangkan:

  • IDR Penjualan bulanan, tahunan atau kuartalan.
  • IDR Pendapatan bersih (pendapatan dikurangi produk retur atau produk yang rusak, tergantung pada apakah Anda akan melalui distributor atau pengecer).
  • IDR Pendapatan per pelanggan. Berapa banyak pendapatan kotor yang Anda hasilkan per pelanggan berdasarkan apa yang mereka bayar dan berapa lama langganan biasanya berlangsung.

 

Biaya

Pastikan perusahaan Anda memiliki definisi biaya yang diterima secara internal. Ini sangat penting karena kerumitan kode pajak. Berbagai entitas perpajakan memberikan kebijakan dan insentif untuk mendorong depresiasi atau repatriasi uang, yang dapat mengubah rumus Anda untuk biaya.

  • IDR Harga pokok penjualan (biaya langsung untuk membuat produk).
  • IDR Overhead sebagai biaya. Berapa persen dari bisnis yang tidak terkait langsung dengan pendapatan? Ini sangat penting untuk melihat apakah organisasi nonprofit beroperasi secara efisien.
  • IDR tunai vs akrual.

 

Efisiensi

Saatnya untuk mulai mengukur efisiensi bisnis Anda dan mencoba mencari peluang untuk meningkatkan profitabilitas dan stabilitas secara keseluruhan.

  • % Tingkat turnover Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.
  • % Tingkat pertumbuhan pendapatan. Membantu memastikan bisnis Anda terus bertumbuh pada tingkat target yang diukur dengan persentase dalam bulanan atau tahunan.
  • # Siklus konversi uang tunai. Mengukur waktu yang diperlukan untuk mengonversi investasi dalam inventaris menjadi uang tunai. Ini memberi Anda pemahaman tentang berapa lama uang tunai terikat dalam persediaan sebelum persediaan dijual dan uang tunai dikumpulkan dari pelanggan.

 

Modal

Dalam bisnis insentif modal seperti pabrik atau pusat data, ada tiga langkah penting yang mungkin ingin Anda lihat:

  • Tergantung pada bisnis Anda, KPI keuangan ini mungkin merupakan rasio hutang terhadap arus kas atau rasio hutang terhadap pendapatan.
  • % Return on Invested Capital (ROIC). Ukuran ini melihat jenis pengembalian apa yang Anda dapatkan untuk berinvestasi di lini manufaktur baru, pusat distribusi, call center, dll. Anda harus dapat melacak pengurangan atau biaya lainnya (seperti waktu distribusi, jarak tempuh, waktu penahanan gudang) untuk menciptakan laba atas ukuran modal yang diinvestasikan.
  • IDR Biaya modal. Ini adalah biaya pinjaman Anda dan ROIC Anda harus selalu lebih tinggi daripada biaya modal Anda.

 

Referensi:
https://www.clearpointstrategy.com/financial-kpis-selecting-right-metrics/amp/
https://www.executestrategy.net/blog/financial-kpis/

DIMENSI ASSESSMENT CENTER

Assessment center dapat didefinisikan sebagai teknik uji yang dirancang agar kandidat dapat mendemonstrasikan kemampuan yang esensial dalam kesuksesan sebuah pekerjaan dalam situasi tertentu yang distandarisasi (Coleman, 1987). Dalam definisi lain yang lebih sederhana, assessment center adalah prosedur yang komprehensif dan fleksibel untuk menguji kandidat dan untuk mengembangkan karyawan (Thornton & Rupp, 2006). Banyak bentuk assessment center yang umum dipakai perusahaan, contohnya wawancara, tes psikometri, simulasi, presentasi, dan lain-lain. Sifatnya yang fleksibel membuat assessment center dapat disesuaikan dengan jenis pekerjaan apapun, baik yang sifatnya teknis nyata, kemampuan manajerial, bahkan yang sifatnya abstrak seperti menguji cara pikir seseorang. Namun sering kali perusahaan tidak mampu mengidentifikasi kebutuhannya dan sembarang melakukan assessment center. Ada juga kasus dimana perusahaan salah menganalisa hasil assessment center sehingga hasil assessment center yang sebenarnya dapat dioptimalkan manajemen hanya sekedar dipakai untuk proses rekrutmen. Alhasil, sumber daya perusahaan untuk assessment center terbuang sia-sia.

Untuk memahami fungsi assessment center dan mengoptimalkan hasilnya, pertama-tama perusahaan harus mengerti dimensi apa yang dinilai oleh assessment center. Memang sifat assessment center dapat menyesuaikan kebutuhan masing-masing pekerjaan, namun secara general, perusahaan dapat mempertimbangkan teori 6 Dimensi Utama Assessment Center oleh Arthur, et. al. (2003).

  1. Communication

    Dimensi komunikasi menilai sampai sejauh mana seorang individu dapat memahami informasi secara verbal maupun tertulis dan dapat menanggapi pertanyaan dan tantangan yang berhubungan dengannya. Dimensi ini juga mengkaji bagaimana seorang individu dapat menyampaikan informasi secara verbal maupun tertulis, termasuk kemampuan presentasi dan surat menyurat.

  1. Consideration/Awareness of Others

    Dimensi ini menilai sampai sejauh mana tingkah laku seseorang merefleksikan perasaan dan kebutuhannya terhadap orang lain dan juga menilai tingkat kesadaran akan dampak dan implikasi dari keputusan mereka terhadap komponen dalam maupun luar perusahaan. Dimensi ini menilai tingkai kesadaran seorang individu terhadap lingkungan sosialnya, bagaimana ia berkonfrontasi, kemampuan interpersonal, dan objektivitas sosial. Selain itu, kerjasama, kemampuan untuk mengerti orang lain, kemauan untuk berkomunikais dalam kelompok, dan kepekaan juga dikaji dalam dimensi ini. Secara singkat, dimensi ini mengukur kemampuan interaksi sosial individu terhadap lingkungan sekitarnya.

  1. Drive

    Dalam dimensi ini, ukuran sejauh mana individu dapat menciptakan dan memelihara tingkat keaktifannya, menetapkan standar performa pribadi yang tinggi, dan mengungkapkan keinginan mereka untuk naik ke tingkatan pekerjaan yang lebih tinggi. Kandidat diuji tingkat agresifitasnya, komitmen priadi terhadap karir, dan motivasinya untuk pengembangan berkelanjutan. Dalam aspek perilaku, individu juga diuji energi, ketahanan, inisiatif, dan potensinya.

  1. Influencing Others

    Dimensi Influencing Others secara garis besar mengukur kemampuan leadership dan kemampuan persuasi seseorang. Seberapa mampu seorang individu mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu atau mengadopsi sebuah cara pandang tertentu untuk menghasilkan hasil yang diinginkan pemimpin? Apakah dalam proses melakukan kegiatan tersebut, orang lain dapat diyakinkan untuk melakukannya atas motivasinya sendiri dan bukan atas dominasi si pembawa pengaruh tersebut? Dalam dimensi ini, yang dikaji adalah integritas, kemampuan negosiasi, independensi, dan karakter partisipan.

  1. Planning and Organizing

    Dimensi ini mengukur sampai sejauh mana seorang individu dapat mengatur pekerjaan dan sumber daya yang dimilikinya secara sistematis untuk pencapaian tugas yang efisien. Selain itu dari aspek masa depan, dimensi ini juga menilai sejauh mana individu dapat mengantisipasi masa depan dan menyiapkan diri terhadapnya. Dimensi ini mencakup kemampuan administratif, controlling, penjadwalan, pengaturan prioritas, pembentukan rencana taktis, strategic thinking, dan kepekaan terhadap waktu.

  1. Problem Solving

    Dimensi ini mengukur bagaimana individu dapat mengumpulkan informasi, memahami informasi teknis dan profesional yang relevan; menganalisa dan menggunakan informasi dengan efektif; menghasilkan pilihan, ide, dan solusi yang layak; memilih tindakan yang sesuai dengan masalah dan situasi; menggunakan sumber daya dengan cara-cara baru; dan kemampuan menghasilkan dan mendeteksi solusi yang imajinatif. Dimensi ini banyak berbicara mengenai tingkat kreatifitas individu ketika dihadapkan pada masalah dan sumber daya yang terbatas. Karena itu, dalam dimensi ini menilai kemampuan analitis, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengartikan informasi, kemauan untuk belajar, kepekaan terhadap detail dan lain-lain.

  1. Stress Tolerance (opsional)

    Dimensi ini bukan dimensi utama yang wajib, namun dalam berbagai penelitian dimensi ini ikut dimasukkan. Dimensi ini mengukur sampai sejauh mana seorang individu dapat menjaga efektifitasnya dalam situasi yang berbeda dan dalam derajat tekanan, oposisi, dan kekecewaan yang beragam. Beberapa jenis pekerjaan sangat memerlukan penilaian dari dimensi ini, namun sebagian lain juga tidak banyak mementingkan sektor ini. Karena itu, dimensi ini dijadikan cadangan dan dapat dipertimbangkan perusahaan sesuai dengan job description yang dibutuhkan. Dimensi ini mengukur kemampuan beradaptasi, fleksibilitas perilaku, stress management, tingkat toleransi untuk keadaan yang tidak menentu, dan sampai sejauh mana individu dapat mempertahankan perilaku baik dalam krisis.

 

Referensi:

Arthur, Jr, W. & Bennett, W. & Edens, P. & Bell, S. (2003). Effectiveness of Training in Organizations: A Meta-Analysis of Design and Evaluation Features. The Journal of applied psychology. 88. 234-45. 10.1037/0021-9010.88.2.234.

Coleman, J. S. (1987). Families and Schools. Educational Researcher, 16(6), 32–38. https://doi.org/10.3102/0013189X016006032

Thornton, G. C. III, & Rupp, D. E. (2006). Assessment centers in human resource management: Strategies for prediction, diagnosis, and development. Lawrence Erlbaum Associates Publishers.