STRATEGI SUKSES MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

SWOT adalah singkatan dari Strenghts (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Kesempatan), dan Threats (Ancaman). Analisis ini merupakan teknik untuk mengevaluasi bisnis Anda melalui empat aspek tersebut. Anda bisa menggunakan analisis SWOT untuk memaksimalkan potensi bisnis Anda dengan seluruh kelebihan yang dimiliki oleh organisasi dalam perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi kemungkinan untuk gagal dengan memahami kekurangan dan mengeliminasi ancaman yang menanti bisnis Anda.

Berikut adalah ilustrasi singkat mengenai SWOT Analysis:

Strengths
  • Apa yang dapat Anda lakukan dengan baik?
  • Sumber daya apa yang unik dan dapat digunakan?
  • Apa yang orang lain pandang sebagai kekuatan Anda?
Weaknesses
  • Apa yang bisa diubah?
  • Sumber daya mana yang lebih sedikit Anda miliki dibandingkan pesaing?
  • Apa yang sekiranya orang lain pandang sebagai kelemahan?
Opportunities
  • Kesempatan apa yang terbuka bagi Anda?
  • Tren apa yang bisa Anda manfaatkan?
  • Bagaimana cara mengubah kekuatan Anda menjadi kesempatan?
Threats
  • Ancaman apa yang dapat mengganggu Anda?
  • Bagaimana keadaan kompetisi Anda?
  • Ancaman apa yang diberikan oleh kelemahan Anda?

Pertanyaan di atas dapat membantu Anda untuk menganalisis situasi internal dan eksternal perusahaan Anda. Strengths dan Weaknesses merupakan analisis internal mengenai apa yang berfungsi baik dan buruk di dalam perusahaan. Di sisi lain, Threats dan Opportunities adalah analisis eksternal mengenai tantangan dan kesempatan yang dihadapi bisnis Anda. Secara keseluruhan, SWOT Analysis bisa digunakan sebagai dasar mengumpulkan informasi mengenai ke mana arah perusahaan tersebut menuju.

 

Referensi:
Sherman, F. (2017, November 21). SWOT and Problem-based Analysis. Retrieved from https://smallbusiness.chron.com/swot-problembased-analysis-42422.html
Dere, BillT, Mind Tools Content Team, Mind Tools Content Team, & Mind Tools Content Team. (n.d.). SWOT Analysis: – How to Develop a Strategy For Success. Retrieved from https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_05.htm

MCKINSEY 7S FRAMEWORK

Untuk mengembangkan suatu bisnis, Anda harus melakukan perubahan positif yang membantu mencapai tujuan organisasi Anda dan dapat diterima oleh semua karyawan. Salah satu cara untuk membantu pengambilan keputusan dalam melakukan perubahan adalah menerapkan McKinsey 7S Framework. McKinsey 7s Framework merupakan alat pemeriksaan internal bisnis organisasi yang menentukan keefektifan organisasi dengan memeriksa kesejajaran 7 elemen penting seperti Systems, Strategy, Structure, Share Values, Staff, Style, dan Skills

Ketika elemen-elemen tersebut sejajar dengan visi perusahaan, maka organisasi akan bekerja lebih baik dalam mencapai tujuannya. Konsep ini juga membantu berbagai departemen dan proses sinkroninasi antara satu departemen dengan yang lainnya, terutama jika merger dan akuisisi terjadi. Pendekatan konsep ini juga luas karena penilaiannya melalui tujuh elemen dan seluruh elemen ini berhubungan satu sama lain. Hal yang terpenting adalah konsep ini tidak hanya dikembangkan secara teori, namun telah diuji dan diterapkan untuk mengelola organisasi bisnis.

Untuk menerapkan konsep ini pada perusahaan, terdapat lima langkah yang harus dilakukan, yaitu:

  1. Mengerti tentang situasi saat ini

    Anda harus memeriksa di mana posisi organisasi saat ini. Apa saja kekuatan dan kelemahannya? Apa yang menghambat organisasi ini? Apakah semua area sudah sejajar dengan area yang lain? Berikut adalah checklist yang membantu menentukan di mana organisasi Anda berada sekarang.

CHECKLIST

Strategy:

  1. Di arena mana organisasi akan bertanding?
  2. Apa yang akan digunakan untuk mencapai pasar tersebut?
  3. Bagaimana caranya organisasi menjadi berbeda dari yang lain?
  4. Apakah langkah utama yang harus diambil?
  5. Apakah nilai yang dapat diambil dari implementasi strategi tersebut?

Structure:

  1. Apa struktur organisasi tersebut?
  2. Apakah keputusan disentralisasikan?
  3. Apa saluran formal dan informal dalam organisasi tersebut?
  4. Bagaimana struktur dan karyawan diselaraskan dengan strategi?

Systems:

  1. Apa yang termasuk proses penting organisasi?
  2. Apa yang termasuk sistem penting organisasi?
  3. Di mana pemeriksaan dan kontrol dalam sistem ini?
  4. Apakah mereka sesuai/selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan?

Style:

  1. Apa yang termasuk proses penting organisasi?
  2. Apakah organisasi menghargai bagaimana pekerjaan diselesaikan dan manakah pekerjaan yang harus diselesaikan?
  3. Apakah tim berkolaborasi atau bersaing?
  4. Bagaimana manajemen dan karyawan berinteraksi?

Staff:

  1. Di manakah kelebihannya?
  2. Di manakah celah yang timbul?
  3. Apakah organisasi kehilangan staf atau seluruh kemampuannya?
  4. Haruskah organisasi melakukan outsourcing?

Skills:

  1. Apa kompetisi inti organisasi?
  2. Apakah ada kesenjangan keterampilan (skills gaps)?
  3. Apakah pelatihan dan pengembangan yang tepat sudah ada?
  4. Apakah organisasi memiliki proses orientasi karyawan yang tepat?
  5. Apa kinerja perusahaan yang dikenal sangat baik?

Shared Values:

  1. Apa nilai-nilai dari organisasi?
  2. Bagaimana nilai- nilai tersebut dicerminkan dalah kehidupan sehari-hari?
  3. Bagaimana Anda menggambarkan budaya organisasinya?
  1. Tentukan situasi yang diinginkan

    Tentukan di mana Anda ingin organisasi berada dan akankah desain organisasi terlihat sama saat ada di sana? Jika Anda mengerti semua 7 area tersebut, maka akan lebih mudah untuk membuat rencana ke sana.

  1. Tentukan rencana aksi untuk mencapai situasi yang diinginkan

    Pada langkah ini, Anda harus memperinci setiap rencana yang dibuat untuk mengubah ketujuh area pada konsep ini.

  1. Jalankan rencana aksi

    Di tahap inilah rencana diimplementasikan. Perubahan adalah sesuatu yang krusial bagi kesuksesan masa depan organisasi, jadi pastikan Anda memiliki orang yang tepat untuk melakukan dan mensponsori rencana Anda.

 

Referensi:
Denis. (2018, November 6). McKinsey 7S Framework. Retrieved from https://expertprogrammanagement.com/2018/11/mckinsey-7s-framework/
Lucid Chart Content Team. (n.d.). What Is the McKinsey 7s Model?. Retrieved from https://www.lucidchart.com/blog/mckinsey-7s-model

STRATEGI 5Ps MINTZBERG

Untuk mempertahankan bisnis dalam jangka waktu yang panjang, organisasi memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan itu sendiri pada umumnya terkait dengan strategi bisnis dan merupakan serangkaian kewajiban yang perlu dijalankan agar mencapai tujuan. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan strategi, contohnya seperti lingkungan di mana organisasi beroperasi, para pesaingnya, nilai budaya organisasi itu sendiri, hingga karyawan yang bekerja di dalamnya. Dengan mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi sebuah bisnis, organisasi akan mampu menentukan langkah-langkah strategis untuk sebuah perencanaan yang efektif.

Continue reading

VRIO FRAMEWORK

Setiap organisasi pada umumnya selalu berusaha menciptakan keunggulan kompetitif yang mendorong mereka ke depan pesaing. Ketika menciptakan keunggulan kompetitif, adanya pasar yang jenuh dan kemajuan teknologi menunjukkan bahwa pesaing juga mampu meniru keunggulan kompetitif Anda. Menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan tujuan yang harus dicapai perusahaan.

 

Salah satu caranya adalah menerapkan VRIO Framework, yaitu alat untuk membantu organisasi mengungkap dan melindungi sumber daya dan kapabilitasnya yang memberi perusahaan keunggulan kompetitif jangka panjang. VRIO adalah singkatan dari Value, Rare, Inimitable, dan Organized. Berikut adalah penjelasannya:

  • Value: apakah Anda menawarkan sumber daya yang menambah value untuk konsumen? Apakah Anda mampu memanfaatkan kompetisi dengan kemampuan internal?
  • Rare: apakah Anda mengatur sumber daya atau kemampuan yang jarang dimiliki? Apakah Anda memiliki sesuatu yang sulit di industri/pasar?
  • Inimitable: Mahalkah menduplikasi sumber daya atau kemampuan organisasi Anda? Apakah susah untuk mendapatkan substitusi yang sepadan untuk bersaing dengan apa yang Anda tawarkan?
  • Organization: sudahkah organisasi Anda menyusun sistem, proses, struktur dan budaya manajemen pada sumber daya dan kapabilitas organisasi?

Konsep VRIO Framework secara keseluruhan dapat diterapkan pada perusahaan atau departemen untuk sudut pandang yang ringkas dan bagaimana setiap aspek bisnis Anda bisa memosisikan dengan sendirinya di pangsa pasar. Sangatlah penting untuk mengulas konsep yang diterapkan secara periodik supaya memaksimalkan daya saing Anda pada suatu industri.

Lalu, bagaimanakah cara menerapkan konsep ini? Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Mencari tahu sumber daya Anda

    Lakukanlah analisis internal untuk mengerti kondisi bisnis Anda saat ini. Analisis internal ini berupa mengidentifikasi sumber daya yang berharga, langka, dan tak tergantikan. Ada dua tipe sumber daya pada umumnya, yaitu fisik (seperti tanah, bangunan, dan mesin) dan non-fisik (seperti intellectual property, hak paten, dan budaya organisasi).

  1. Memeriksa seberapa terorganisir perusahaan Anda

    Coba ajukan beberapa pertanyaan di bawah:

    • Apakah struktur dalam organisasi tersusun agar memaksimalkan penggunaan sumber daya?
    • Apakah manajemen proses dalam organisasi efektif?
    • Adakah sistem hadiah dan penghargaan yang efektif untuk karyawan?
    • Adakah ide yang inovatif dari karyawan?
    • Adakah manajemen dan sistem pengatur kualitas yang sesuai dalam perusahaan?
  1. Menyimpan sumber daya utama untuk diri Anda sendiri

    Temukanlah sesuatu dari sumber daya Anda yang memberikan keunggulan kompetitif secara menerus. Jika ada, maka itulah sumber daya yang harus dilindungi agar tidak diketahui oleh pesaing.

  1. Memastikan sumber daya pada VRIO mencakup informasi terkini

    Perlu diketahui bahwa value setiap sumber daya di dunia berubah seiring berjalannya waktu, terutama pada lingkungan dinamis dengan perubahan konstan pada teknologi dan pasar secara umum – seperti saat ini. Oleh karena itu, daftar sumber daya pada VRIO harus terus diperbaharui.

 

Referensi:
Luenendonk, M. (2019, September 25). VRIO Framework Guide on Creating Sustainable Competitive Advantages. Retrieved from https://www.cleverism.com/vrio-framework-guide-on-creating-sustainable-competitive-advantages/

BOSTON CONSULTING GROUP (BCG) MATRIX

Perusahaan mengevaluasi produk mereka secara rutin untuk mencari tahu produk mana yang menghasilkan laba atau kerugian dan produk mana yang membutuhkan pengembangan. Perusahaan perlu mengalokasikan sumber dayanya dengan benar agar mampu beroperasi lebih efisien dengan cara menerapkan BCG Matrix. BCG Matrix merupakan alat mengevaluasi efektivitas produk atau unit lainnya dan sering juga disebut model perencanaan portofolio yang dikategorikan menjadi 4, yaitu: Cash Cows, Stars, Question Marks, Dogs.

BCG Matrix diimplementasikan perusahaan karena membantu mengalokasikan sumber daya perusahaan agar mampu mengejar target market share. Dengan adanya alokasi sumber daya perusahaan yang efektif, mereka mampu mengambil keputusan strategis yang didasarkan pada posisi kompetitif dan peluang pasar.

Berikut adalah tahapan dalam mengimplementasikan BCG Matrix:

  1. Memilih produknya

    BCG Matrix bisa digunakan untuk analisis unit bisnis, memisahkan merek, produk, atau firma sebagai unit sendiri. Pilihan unitnya memengaruhi seluruh analisis.

  1. Menentukan pasarnya

    Penentuan pasar yang salah menyebabkan klasifikasi produk yang buruk. Contohnya, jika Anda berpikir bahwa Mercedes-Benz merupakan merek produk mobil rakyat pada umumnya, maka merek ini akan berakhir sebagai Dogs (karena produk ini hanya memiliki 20% market share), tetapi akan menjadi Cash Cow jika dikategorikan sebagai produk mobil mewah. Jadi, menentukan pasar secara akurat akan membantu menetapkan posisi portofolio.

  1. Menghitung relative market share (pangsa pasar relatif)

    Market share digunakan dalam matrix ini untuk membandingkan penjualan produk perusahaan yang dimiliki dengan pesaing terbesar yang menjual produk sama. Relative market share adalah penjualan produk tahun ini dibagi dengan penjualan produk pesaing tahun ini (penjualan ditentukan dalam bentuk jumlah pemasukan atau volume unit satuan produk).

  1. Menemukan laju pertumbuhan pasar

    Laju pertumbuhan industri dapat ditemukan melalui sumber online atau dihitung dengan laju pendapatan rata-rata perusahaan. Selain itu, laju pertumbuhan pasar diukur dalam bentuk persentase. Pasar dengan laju tumbuh tinggi dan total market share yang berkembang akan memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk mendapat pemasukan.

  1. Menggambar lingkaran pada matrix

    Setelah melakukan kalkulasi pada langkah sebelumnya, Anda perlu mengisi merek atau produk pada setiap kolom matrix. Sumbu X menunjukkan relative market share dan sumbu Y menunjukkan market growth rate atau laju pertumbuhan industri. Berikut adalah contoh kolom matrix yang sudah terisi:

 

Referensi:
Fripp, G. (2020, January 31). Benefits of the BCG matrix. Retrieved from https://www.marketingstudyguide.com/benefits-of-the-bcg-matrix/
Ananya Ananya Upadhyay An, & Ananya. (2019, October 14). What is a BCG Matrix? – Examples & How-To Guide. Retrieved from https://www.feedough.com/what-is-a-bcg-matrix-examples-how-to-guide/

ANALISIS RANTAI NILAI PORTER

Perusahaan menciptakan nilai dengan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari sumber daya yang digunakan. Semakin besar nilai yang diciptakan dan diberikan kepada pelanggan, maka semakin menguntungkan kegiatan operasionalnya karena mampu membangun keunggulan kompetitif. Memahami bagaimana perusahaan Anda menciptakan nilai dan mencari cara untuk menambah nilai lebih merupakan elemen penting dalam mengembangkan strategi kompetitif. Konsep rantai nilai pertama kali dikenalkan oleh Michael Porter berdasarkan pemahaman tersebut.

Rantai nilai adalah serangkaian kegiatan organisasi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Porter menciptakan model menganalisis rantai nilai perusahaan untuk memeriksa semua aktivitas dan melihat bagaimana mereka terhubung. Analisis ini mengidentifikasi peluang penghematan biaya dan diferensiasi dalam siklus produksi di antara aktivitas yang terhubung dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba dan membantu memahami sumber nilai organisasi Anda.

Berikut adalah penjelasan mengenai analisis rantai nilai:

Aktivitas Utama

Kegiatan yang berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan, dan dukungan produk atau layanan, contohnya:

  • Inbound Logistics – semua proses yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input secara internal. Faktor utama untuk menciptakan nilai di proses ini adalah menciptakan hubungan baik dengan pemasok.
  • Operations – kegiatan yang mengubah input menjadi output yang dijual.
  • Outbound Logistics – kegiatan memberikan produk atau layanan Anda kepada pelanggan. Kegiatan ini meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan sistem distribusi.
  • Marketing & Sales – proses menarik pelanggan agar tertarik membeli produk Anda dibandingkan pesaing. Manfaat yang ditawarkan dan seberapa baik Anda mengomunikasikannya merupakan sumber nilai di sini.
  • Service– kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai produk atau layanan.

 

Aktivitas Pendukung

Aktivitas ini mendukung kegiatan utama yang dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan gambar di atas, garis putus-putus menunjukkan bahwa aktivitas pendukung ini memiliki peran dalam setiap aktivitas utama.

  • Procurement – merupakan proses mendapatkan sumber daya untuk beroperasi, contohnya menemukan vendor dan menegosiasikan harga terbaik.
  • Human Resource Management – seberapa baik perusahaan merekrut, melatih, memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan karyawannya.
  • Technology Development – kegiatan mengelola, memproses informasi, dan melindungi basis pengetahuan perusahaan. Meminimalkan biaya teknologi informasi, mengikuti perkembangan teknologi, dan mempertahankan keunggulan teknis adalah sumber penciptaan nilai.
  • Infrastructure – Merupakan sistem pendukung kegiatan operasional perusahaan, contohnya seperti kegiatan akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen umum.

Untuk mengidentifikasi dan memahami rantai nilai perusahaan, ikuti langkah berikut ini:

  1. Langkah Pertama

    Untuk setiap aktivitas utama, tentukan sub-aktivitas yang menciptakan nilai. Ada tiga jenis sub-aktivitas dalam kegiatan pemasaran dan penjualan buku sebagai contoh:

    • Aktivitas langsung: sub-aktivitas langsung termasuk melakukan panggilan penjualan ke toko buku, memasang iklan, dan melakukan penjualan online.
    • Aktivitas tidak langsung: aktivitas ini mendukung kegiatan langsung agar berjalan dengan lancar. Untuk kegiatan pemasaran dan penjualan buku, sub-aktivitas tidak langsung termasuk mengelola tenaga penjualan dan menyimpan catatan pelanggan.
    • Kegiatan penjaminan kualitas aktivitas langsung dan tidak langsung: kegiatan ini contohnya meliputi mengoreksi dan mengedit iklan pemasaran buku.
  1. Langkah Kedua

    Untuk setiap aktivitas pendukung, tentukan sub-aktivitas yang menciptakan nilai dalam setiap aktivitas utama. Misalnya, pertimbangkan bagaimana Human Resource Management menambah nilai bagi Inbound Logistics, Operations, Outbound Logistics, dan sebagainya. Sama halnya dengan langkah pertama, carilah sub-aktivitas langsung, tidak langsung, dan penjaminan kualitas.

  1. Langkah Ketiga

    Temukan hubungan antara semua aktivitas nilai yang diidentifikasi. Hubungan ini merupakan kunci meningkatkan keunggulan kompetitif dari kerangka rantai nilai. Misalnya, hubungan antara pengembangan karyawan (investasi SDM) dengan volume penjualan. Hubungan lainnya yaitu antara waktu penyelesaian pesanan dalam layanan panggilan telepon dari pelanggan yang frustrasi menunggu pengiriman.

 

References
Bill, Yolande. (2019). Porter’s Value Chain: Understanding How Value is Created Within Organizations. Retrieved April 28, 2020, from https://www.mindtools.com/pages/article/newSTR_66.htm
The Complete Guide to Value Chain Modeling. (2020). Retrieved April 28, 2020, from https://www.smartsheet.com/value-chain-model

ANALISIS GAP

Jika Anda ingin menumbuhkan bisnis atau meningkatkan kemampuan berkompetisi, sumber daya adalah faktor yang sangat penting untuk diidentifikasi, didayagunakan, dikembangkan, dan diperbaharui. Pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang kurang tepat menciptakan celah di antara situasi yang ada sekarang dengan situasi yang ideal (ditargetkan). Cara untuk mengenali celah tersebut adalah melalui analisis celah (Gap Analysis).

 

Apa yang dimaksud dengan analisis celah? Analisis celah adalah analisis yang mengindentifikasi adanya celah antara situasi atau kinerja terkini dengan situasi yang ideal atau potensial. Celah di antara dua situasi ini membutuhkan solusi bisnis sehingga celah tersebut dapat diisi dengan tindakan atau inisiatif yang meningkatkan efisiensi atau pengertian yang lebih baik tentang bagaimana perusahaan mampu memperbaiki proses bisnis. Analisis ini juga membantu mengoptimalkan waktu, uang, dan sumber daya manusia yang digunakan.

Analisis celah tentunya memberikan keuntungan bagi bisnis yang melakukannya, seperti contoh-contoh berikut:

  1. Mengetahui alasan di balik laba tidak optimal

    Ketika target persentase laba tidak tercapai, analisis celah perlu dilakukan untuk mencari tahu alasan mengapa target tersebut gagal diraih. Penyebabnya bisa karena alokasi sumber daya yang buruk dan kompetisi yang tak terduga. Dengan kata lain, analisis ini memberi pengertian mengenai kasus laba yang tidak optimal.

  1. Peningkatan proses

    Kebanyakan proses bisnis tidak dirancang dengan baik. Analisis celah dapat mengungkapkan area mana yang bisa diperbaiki dan menghubungkan celah hasil yang diharapkan dengan hasil saat ini.

 

Berikut adalah langkah-langkah menjalankan Analisis Celah:

  1. Identifikasi situasi terkini tentang subjek yang dianalisis

    Situasi terkini adalah cerminan tentang apa yang Anda lakukan atau capai sekarang. Bayangkan jika Anda memiliki bisnis katering yang berkembang dan Anda ingin fokus meningkatkan pendapatan katering dari acara bisnis. Langkah pertama adalah mengidentifikasi apa yang Anda tetapkan sebagai acara bisnis dibandingkan acara lainnya, kemudian identifikasi pendapatan bulanan yang dihasilkan dari acara tersebut. Dalam kasus ini, asumsikan saja pendapatan bulanannya 20 juta rupiah.

  1. Menetapkan target masa depan

    Karena Anda ingin meningkatkan pendapatan katering acara bisnis, maka Anda harus menetapkan target untuk dicapai. Target ini harus bisa diukur, diraih, dan realistis. Dalam kasus katering di atas, Anda bisa saja meningkatkan pendapatan bulanan menjadi 35 juta rupiah dari katering acara bisnis.

  1. Identifikasi celah yang ada

    Berdasarkan informasi celah yang ada, Anda perlu mengumpulkan 15 juta rupiah lagi untuk mencapai target. Itulah celah yang akan terus ada kecuali ada tindakan yang dilakukan. Tujuan Anda tidak hanya sekedar mengidentifikasi celah yang ada, namun mencari tahu lebih dalam mengapa itu ada. Salah satu cara terbaik adalah menerapkan 5 Whys Root Analysis.

  1. Membuat rencana peningkatan berdasarkan informasi Gap Analysis

    Ketika akar gap analysis sudah dikonfirmasi, Anda bisa mulai membuat inisiatif untuk menyelesaikan akar masalah tersebut. Contohnya, jika ternyata tim Anda kekurangan orang untuk lebih efektif, rekrutlah karyawan secukupnya atau kurangi jadwal katering acara kecil untuk beberapa minggu.

 

Referensi:
Phiri, P., Jennifer, & Nick. (2019, July 19). Gap Analysis: How to Bridge the Gap Between Performance and Potential: Process Street: Checklist, Workflow and SOP Software. Retrieved from https://www.process.st/gap-analysis/
Model, S. (2019, October 31). How to Use Gap Analysis to Improve Business Performance. Retrieved from https://slidemodel.com/gap-analysis-for-business-performance/

MISI & VISI DALAM PERENCANAAN STRATEGIS

Misi

Misi adalah tentang apa bisnis kita (what business we are in) dan juga tentang apa yang dijalankan perusahaan dalam mencapai tujuan atau visinya. Pernyataan misi dibentuk dengan tujuan memperjelas apa yang akan organisasi berikan kepada pelanggan dan sebagai panduan bekerja bagi elemen organisasi. Dengan memiliki pernyataan misi, organisasi dapat mendeskripsikan sasaran perusahaan, baik untuk sekarang dan di masa depan.

Pernyataan misi mendiskusikan beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

  • Mengapa perusahaan kita ada dalam bisnis ini?
  • Apa tujuan ekonomi kita?
  • Apa filosofi operasi perusahaan dalam hal kualitas, citra, dan konsep diri?
  • Apa kompetensi inti dan keunggulan kompetitif kita?
  • Apa yang pelanggan lakukan & dapatkah kita melayani mereka?
  • Bagaimana kita memahami tanggung jawab terhadap pemegang saham, karyawan, masyarakat, lingkungan, masalah sosial, dan pesaing?

Framework untuk membuat pernyataan misi

Beberapa contoh dalam membangun pernyataan misi:

  • Nike: “To bring inspiration and innovation to every athlete in the world.”
  • Starbucks: “To inspire and nurture the human spirit — one person, one cup and one neighborhood at a time.”
  • Intel: “Delight our customers, employees and shareholders by relentlessly delivering the platform and technology advancements that become essential to the way we work and live.”
  • eBay: “Provide a global trading platform where practically anyone can trade practically anything.”

Visi

Pernyataan visi menggambarkan tujuan strategis perusahaan yang dirancang untuk memfokuskan energi & sumber dayanya dalam mencapai masa depan yang diinginkan. Secara sederhana, pernyataan visi harus dapat menjawab pertanyaan, “Perusahaan ingin menjadi seperti apa di masa depan?” Pada umumnya, visi memiliki kerangka waktu pencapaian dalam 10 – 20 tahun.

Beberapa kriteria penting dalam membuat visi yang efektif, meliputi:

  • Merupakan sesuatu yang diinginkan
  • Bisa dibayangkan
  • Fokus
  • Fleksibel
  • Dapat dikomunikasikan
  • Dapat dicapai

Contoh-contoh pernyataan visi:

  • “To be the most advanced of industry leader of software products, renowned for quality and highly innovative in design.”
  • “To be the world’s top food company, offering nutrient-rich food with superior taste.”
  • “To become the restaurant with the highest growth of branches and visitors in its category.”
  • “To be the first choice in the equipment and vehicle rental business and as a total solution for the mobility business.”

 

Referensi:
Develop Your Strategy’s Mission, Vision & Values. (n.d.). Retrieved from https://onstrategyhq.com/resources/developing-your-strategy/
Hawthorne, M. (2019, March 25). The Purpose of Mission and Vision Statements in Strategic Planning. Retrieved from https://smallbusiness.chron.com/purpose-mission-vision-statements-strategic-planning-13161.html
Dellheim, E. (2019, Nov 8). How To Craft Your Organization’s Destination Statement. Retrieved from Forbes: https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2019/11/08/how-to-craft-your-organizations-destination-statement/?sh=42a0ddec77ff

KESALAHAN UMUM DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

Setiap orang selalu membuat keputusan setiap hari. Demikian halnya dengan pebisnis saat mereka menjalan kegiatan operasional perusahaannya. Ada saatnya ketika mereka mengalami situasi di mana mereka telah membuat keputusan yang objektif, tetapi ternyata keputusan itu berdasarkan pada asumsi yang salah.

Menghindari hal-hal seperti itu akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan Anda, yang pada akhirnya berdampak pada kesuksesan menjalankan bisnis Anda. Berikut adalah enam kesalahan pengambilan keputusan yang harus kita hindari:

  1. Kesalahan Identifikasi Masalah

    Dalam kasus tertentu, Anda mungkin mengalami masalah terkait pengambilan keputusan yang rumit. Anda tidak yakin di mana masalah utamanya berada karena penyebab masalah tersebut sulit dipahami. Untuk mengatasi situasi tersebut, lakukan penelitian dan kumpulkan data relevan serta berbagi dengan para staf ahli.

  1. Perasaan emosional

    Ketika Anda marah atau kesal, pembuatan keputusan akan menjadi lebih buruk. Ketika pembuatan keputusan tersebut penting dan Anda berada dalam suasana hati yang buruk, Anda harus menundanya. Berhenti sejenak, tunggu sampai Anda tenang, dan dapat berpikir lebih jernih. Hal ini akan membuat Anda berpikir lebih rasional dan menghindari kesalahan dalam pembuatan keputusan.

  1. Kehilangan uang.

    Kebanyakan keputusan yang dibuat bersifat final atau sulit diubah. Sebagai contoh, katakanlah Anda berinvestasi $1.000 dan membeli saham Facebook. Kemudian harga saham turun menjadi $600 pada hari berikutnya. Fakta bahwa Anda telah mengeluarkan $1.000 pada awalnya tidak relevan dengan situasi yang dihadapi sekarang; Anda sekarang memiliki saham Facebook senilai $600.

    Artinya, begitu keputusan dibuat dan biaya dikeluarkan, tidak ada gunanya berpikir kembali mengenai kedua hal tersebut. Anda sudah meluangkan waktu, mengeluarkan uang, atau bentuk investasi lainnya. Menimbang hal tersebut dalam setiap keputusan di masa depan tidak masuk akal. Jadi, Anda harus menciptakan keputusan baru – tanpa mempertimbangkan biaya yang keluar.

  1. Confirmation bias

    Kesalahan umum lainnya merupakan confirmation bias. Hal ini menghindari Anda untuk memiliki pikiran terbuka dan mengubah pendapat Anda. Ketika Anda memiliki keyakinan kuat, Anda biasanya cenderung mencari informasi yang mengonfirmasi pendapat Anda sambil mengabaikan informasi yang menceritakan fakta sebaliknya.

    Misalnya, jika Anda benar-benar bersemangat tentang produk perangkat lunak baru yang baru saja diintegrasikan ke dalam bisnis Anda, dengan mengambil contoh 10 karyawan sebagai pengguna, Anda mungkin telah memutuskan mengenai kualitas layanan sebelum digunakan. Anda kemudian akan cenderung mendengarkan 3 karyawan yang lebih suka menggunakan perangkat lunak tersebut, tetapi tidak pada yang lain.

  1. Terlalu percaya diri dalam hasilnya.

    Berpikir positif cukup penting dalam pembuatan keputusan. Akan tetapi, Anda tetap harus identifikasi keputusan mana yang termasuk realistis dan dapat dicapai daripada yang terlalu optimis dan tidak realistis.

  1. Halo Effect

    Kesalahan ini artinya ketika Anda menyukai seseorang, Anda cenderung mencari karakteristik positifnya dan menghindari yang negatif. Kesalahan ini mirip dengan confirmation bias, tetapi berorientasi pada kepribadian seseorang.

    Saat Anda melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan, Anda harus menghindari halo effect tersebut karena prasangka yang tidak benar bisa saja terbentuk. Coba bersikap obyektif dalam pengambilan keputusan Anda dan tentukan hal-hal yang menjadi prioritas.

 

Referensi
Rampton, J. (2018). 6 Common decision making blunders that could kill your business. Retrieved from https://www.entrepreneur.com/article/313591
7 Common challenges related to the decision making process in fleets. Retrieved from https://www.transpoco.com/blog/7-common-challenges-related-to-the-decision-making-process-in-fleets

CARA PEMIMPIN MENGATASI KEPUTUSAN YANG BURUK

Pembuatan keputusan yang sulit terkadang datang ketika kita melakukan suatu pekerjaan. Saat Anda melakukan pekerjaan, tidak jarang Anda mengalami situasi di mana Anda telah mengambil keputusan yang buruk, walaupun Anda dan tim telah bekerja keras mengumpulkan fakta dan melakukan analisis. Anda mungkin merasa kecewa karena telah gagal melakukan kewajiban Anda. Namun, sebagai seorang pemimpin, Anda diharapkan untuk mencari cara mengatasi masalah pengambilan keputusan tersebut.

Sebelum mulai mengatasi masalah, para pemimpin pada dasarnya diharapkan untuk tetap positif dan tidak fokus pada penyesalan, tetapi fokus memandang depan, yaitu mencari solusi. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan terlebih dahulu:

Komunikasi

Mengakui kesalahan adalah langkah pertama untuk menunjukkan kerentanan, kerendahan hati, dan membangun kepercayaan diri Anda dan para stakeholders. Tunjukkan juga kepedulian kepada mereka yang mengalami konsekuensi dari situasi yang terjadi. Berikan mereka kesempatan untuk menyuarakan kekhawatiran dan mengajukan pertanyaan.

Tanggung Jawab

Para pemimpin yang hebat akan bertanggung jawab sepenuhnya, meskipun bawahannya yang melakukan kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin tersebut menghargai hubungan dengan bawahannya.

Dalam proses mencari tindakan untuk mengatasi masalah atas keputusan yang diambil sebagai tanggung jawab para pemimpin, ada beberapa yang bisa dilakukan:

  • Tentukan deadline

    Alokasikan waktu tertentu dan tentukan deadline untuk mengatasi masalah atas pengambilan keputusan tersebut. Lalu, informasikan deadline ini kepada tim Anda yang juga mengambil peran dalam mengatasi masalah tersebut.

  • Mencari sudut pandang berbeda

    Ciptakan lingkungan di mana umpan balik diharapkan dan dihargai. Ajukan lebih banyak pertanyaan mengenai solusi yang perlu diambil kepada tim Anda. Mendorong umpan balik  departemen lain seperti: SDM, pemasaran, penjualan, R&D, dan operasi akan membantu memberikan sudut pandang berbeda dalam mencari solusi. Anda mungkin dapat mempertimbangkan solusi yang mereka ajukan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

  • Bersikap transparan

    Pastikan Anda terlibat dengan proses pengerjaan proyek karyawan. Terlibat artinya Anda harus berusaha meningkatkan employee engagement dengan cara memotivasi mereka untuk selalu berkembang dan menghargai setiap pencapaian karyawan. Pada akhirnya, sifat-sifat positif yang terbentuk dalam suatu kelompok akan membantu pengambilan keputusan di masa depan.

 

Referensi
Badaracco. J., L. (2016). How to tackle your toughest decision. Retrieved from https://hbr.org/2016/09/how-to-tackle-your-toughest-decisions
How to bounce back after making a bad business decision. (n.d.). Retrieved from https://www.insperity.com/blog/how-to-bounce-back-after-making-a-bad-business-decision/
Streinbrecher, S. (n.d.). 4 ways successful leaders tackle difficult decision. Retrieved from https://www.inc.com/susan-steinbrecher/4-ways-successful-leaders-tackle-difficult-decisio.html